Sabtu, 04 Desember 2010

PROPOSAL PENELITIAN-PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS 2

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
PADA PELAJARAN IPA KELAS II SD NEGERI NO. 194/VI TAMBANG EMAS 1, PAMENANG SELATAN, MERANGIN, JAMBI




Disusun oleh :
YAMONAH
SDN NO. 194/VI TAMBANG EMAS 1
NIP. 19590428 1982 03 2004




SD NEGERI NO. 194/VI TAMBANG EMAS 1
PAMENANG SELATAN, MERANGIN
JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian dan kecerdasan anak adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami serta dilalui mereka sejak kecil. Jika diijinkan saya mengutip sebuah kalimat indah atau kata bijak yang dikemukakan oleh Carla Rinaldi dalam 30 Kiat Mencetak Anak Kreatif Mandiri (2006.5), “Kesuksesan dalam pendidikan anak sejak dini bergantung pada apakah pendidikan itu dapat berhubungan dengan lingkungan belajar di rumah dan di sekolah. Hal itu di dasarkan pada interaksi dan komunikasi antara anak, guru dan orang tua”. Kalimat di atas saya hubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru.
Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi peserta didik, apabila kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didiknya, artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan tempat bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana. Usia 6-8 tahun otak anak masih dalam tahap perkembangan atau mengalami masa kematangan. Pada usia delapan tahun normalnya anak berada pada jenjang kelas dua atau tiga SD yang sebenarnya masih merupakan masa-masa keemasan bagi anak, karena proses menerima dan menyerap berbagai bentuk pengalaman baik dari guru ataupun lingkungan sekitar akan dengan mudah mereka terima. Salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif melalui bimbingan dan juga tauladan.
Lebih jelasnya saya paparkan peran guru seperti yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan nasional kita Ki Hajar Dewantara, yaitu :
1. Ing ngarsa sung tuladha. Artinya bahwa seorang guru harus menjadi contoh yang baik. Baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkungan sosial. Guru harus menjadi ihsan yang memiliki integritas sehingga dapat diterima di lingkungannya.
2. Ing madya mangun karsa. Guru diposisikan sebagai seorang motivator. Setiap gerak, perbuatan dan perkataan seorang guru harus berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat dan interest siswa terhadap sesuatu yang baru dan baik.
3. Tut wuri handayani. Seorang guru merupakan sosok yang memiliki kepribadian yang kuat. Guru secara terus-menerus harus selalu memberikan sumbangan yang positif kepada dunia pendidikan. Guru tidak hanya memberikan suatu pengawasan, tetapi juga selalu memantau perjalanan akademik dan psikis siswa.
Jika dilihat dari paparan diatas, maka tugas yang di emban oleh guru memang sangat berat, namun sangatlah mulia. Untuk itu, sudah selayaknya guru memiliki berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya, agar menjadi guru yang profesional. Apalagi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru sebagai komponen utama dalam pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi atau bahkan diharapkan mampu melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiyang berkembang di masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan guru di sekolah, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup yang semakin keras.
Guru dan juga dunia pendidikan pada umumnya diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik secara keilmuan maupun secara sikap mental yang positif. Untuk itu, dalam proses pembelajaraan, metode, strategi atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru seyogyanya adalah sesuatu yang benar-benar tepat dan bermakna, untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan anak, maka strategi yang guru gunakan dalam menyampaikan sesuatu, baik yang berupa penanaman sikap, mental, perilaku, kepribadian maupun kecerdasan harus tepat sasaran, tujuh kecerdasan proporsional. Yang sangat kita khawatirkan dan harus dihindari adalah jangan sampai masa-masa keemasan anak tersebut malah terbalik, justru menjadi masamasa penumpulan otak anak hanya karena strategi, teknik, metode atau model pembelajaran yang guru sampaikan tidak tepat dan tidak sesuai dengan masa perkembangan anak.
Jika membicarakan anak atau peserta didik, salah satu masalah yang sering dijumpai dalam dunia pendidikan kita adalah tentang prestasi belajar siswa. Masalah ini sepertinya menjadi momok yang cukup menakutkan bagi pelaku-pelaku pendidikan kita. Baik itu pemerintah, satuan pendidikan, termasuk guru dan siswa juga terkait dalam hal tersebut, namun yang paling berhubungan dengan masalah itu adalah guru dan siswanya. Menurut Wilhelm Maxt Wundt, seorang ahli psikologi menyatakan bahwa pendidikan adalah masalah respons dari stimulus luar. “Ketidaktahuan akan sesuatu adalah penyakit yang dapat disembuhkan, pendidikan direduksi menjadi sebuah modifikasi behavioral”. Dari pernyataan Wundt tersebut, dalam hal ini, guru sebagai orang yang memberikan stimulus.
Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswanya, harus benar-benar kreatif dalam mengemas dan mendesain proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Artinya guru dapat menerapkan berbagai cara yang baik sebagai stimulus bagi siswa agar kekurangan yang dimiliki oleh siswa yang dianggap Wundt sebagai penyakit dapat disembuhkan dengan cara yang guru lakukan. Berdasarkan pemasalahan diatas, peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran tematik dalam pelajaran IPA di kelas II SD. Karena menurut Kunandar dalam Guru Profesional (2007 :331) model pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. peserta didik sedapatnya harus dikembangkan secara
Pendekatan tematik adalah sebuah cara untuk tidak membatasi anak dalam sebuah mata pelajaran dalam mempelajari sesuatu. Misalnya, sambil belajar menyanyi seorang anak belajar alfabet. Atau sambil belajar mengenal hewan ia juga belajar mewarnai. Ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak merasa sedang mempelajari satu mata pelajaran saja. Hal itu diharapkan agar peserta didik dapat memperoleh berbagai pengetahuan atau keterampilan hanya dalam satu pertemuan saja.
Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan, maka guru sebelumnya harus benar-benar mengerti dan paham tentang model pembelajaran tematik, memahami cara menerapkan model pembelajaran tematik, mengerti konsep dari tematik, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik.
Menurut Kunandar (2007 :315), model pembelajaran tematik beberapa kelebihan, yaitu : 1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik. 2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. 4. Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi. 5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama. 6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian di kelas II SD Negeri 194/VI Tambang Emas 1 karena mengingat bahwa SD tersebut merupakan salah satu SD favorit di Tambang Emas. Peneliti ingin mengetahui bahwa salah satu langkah yang digunakan guru di SD tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar para siswanya, sehingga SD tersebut mendapatkan predikat favorit dan dapat menghasilkan peserta didik yang benar-benar berkualitas serta memahami materi ajar. Tujuan akhirnya adalah agar peserta didik dapat mengaplikasikan apa yang dipelajarinya, agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

B. PERMASALAHAN
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut :
1. Pengalaman belajar siswa yang kurang mendukung terciptanya kemauan belajar siswa.
2. Rendahnya prestasi belajar siswa.
3. Kurangnya minat guru untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat.
4. Kurangnya kreativitas guru untuk menciptakan model pembelajaran yang tepat.

C. BATASAN MASALAH
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran tematik pada pelajaran IPA di Kelas II SD NEGERI 194/VI Tambang Emas.

D. PERUMUSAN MASALAH
Dari batasan masalah diatas maka perumusan masalah yang dapat peneliti rumuskan adalah “Apakah dengan penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.”
E. KAJIAN TEORI
1. Prestasi Belajar
Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa, sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto ( 1987: 767 ) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan“. Berdasarkan pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53), berpendapat belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Kemudian Hamalik (1983:2), mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.” Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuaidengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertianpengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Pengertian lainnya, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga landasan, yaitu landasan filosofis, psikologis, dan yuridis. Ditinjau dari pengertiannya, pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Menurut Yunanto (2004:4), “Pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar.”
“Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan” Depdiknas (2007:226). Selanjutnya menurut Kunandar (2007:311), “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankanberbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi matapelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan.
Tema tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
a) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
b) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d) Kompetensi didik;
e) Peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
f) Peserta didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar;
b) Kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa;
c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
d) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di lingkungannya; dan
f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya: kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator serta isi mata pelajaran dalam pembelajaran tematik akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi pelajaran secara utuh pula.
Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Karena pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, maka dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
2. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami.
3. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan.
4. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.
5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.
Adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.
2.Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.
3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa – yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.
4. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.
5. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
b. Kaitan Pembelajaran Tematik dengan Standar Isi
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah : 1. Pendidikan agama, 2. Pendidikan kewarganegaraan,3. Bahasa Indonesia, 4. Matematika, 5. Ilmu pengetahuan alam, 6. Ilmu pengetahuna sosial, 7. Seni budaya dan keterampilan, dan 8. Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan. Dalam pembelajaran tematik, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar itu dapat diperkaya dengan muatan lokal atau ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.


c. Tinjauan Tentang Pelajaran IPA
Carin (1985) mendefinisikan IPA sebagai sistem pengetahuan alam semesta melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan eksperimen. Sementara itu Hungerford dan Volk (1990) mendefinisikan IPA sebagai, (1) proses menguji informasi yang diperoleh melalui metode empiris, (2) informasi yang diberikan oleh suatu proses yang menggunakan pelatihan yang dirancang secara logis, dan (3) kombinasi antara proses berfikir kritis yang menghasilkan produk informasi yang sahih.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kumpulan konsep, prinsip, teori dan hukum. IPA dapat dipandang sebagai produk yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah, dan dapat juga dipandang sebagai proses yaitu sebagai pola berfikir atau metode berfikirnya. Sedangkan sikap yang dibutuhkan dalam metode ilmiah berupa sikap ilmiah yang antara lain berupa hasrat ingin tahu, kerendahan hati, jujur, objektif, cermat, kritis, tekun, terbuka, dan penuh tanggung jawab.
d.Tinjauan Tentang Siswa
Menurut Yaumil Achir, dalam Reni Akbar-Hawadi (2001 : 39), menguraikan bahwa fokus perkembangan anak pada usia 5-7 tahun ada pada dunia akademis dan intelektual. Untuk periode ini, yang menonjol adalah banyaknya kata-kata, gagasan-gagasan, konsep-konsep yang merupakan representasi dari hal-hal yang telah dialami dan disimpan secara mental, baik melalui pengalaman atau yang diterima secara tidak langsung. Menurut Syaiful bahri Djamarah (2005:51), anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Menurut Sutari Imam Barnadib, dkk (dalam Syaiful bahri Djamarah, (2005:52), bahwa anak didik mempunyai karakteristik tertentu, takni : 1. 2. 3. Belum mempunyai pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik (guru), Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh untuk bekerja, latar belakang sosial, latar belakang biologis serta perbedaan individual.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari penelitian ini peneliti bagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan umum Sebagai motivasi bagi guru agar mau melaksanakan model pembelajaran tematik dan mendorong minat belajar siswa karena menggunakan model pembelajaran yang menarik.
2. Tujuan khusus Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran tematik prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 194/vi Tambang Emas, Kecamatan Pamenang Selatan, Merangin, Jambi ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru Jika hasil penelitian ini dirasakan dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran tematik sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran.
3. Bagi Siswa Dengan penelitian ini diharapkan prestasi belajar siswa meningkat
4. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.

G. METODE PENELITIAN
1. Metode observasi
Metode observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
2. Metode wawancara
Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi dari wawancara bebas dan terpimpin. Dalam melakukan wawancara., pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
H. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitiann ini dilakukan dengan cara induktif. Menurut Noeng Muhadjir (1992), analisis induktif adalah mengenali data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit kemudian dilanjutkan dengan kategorisasi. Kategorisasi maksudnya adalah data relevan atau bermakna yang telah dipilih seta pada disusun hal-hal dalam yang satu kesatuan sehingga dengan tersebut dapat cara difokuskan/ditonjolkan Dalam penelitian ini penting dilakukanmemerikan gambaran tajam tentang hasil observasi dan wawancara. kegiatan analisis mengelompokkan data yang diperolah dari guru kelas dan guru bidang studi.
DAFTAR PUSTAKA
http://elmuttaqie.wordpress.com/2008/11/18/pengertian-dan hakekatpembelajaran/ http://ktiguru.blogspot.com/2008/07/pembelajaran-tematik.html http://mgmpips.wordpress.com/2008/04/09/implikasi-pembelajaran-tematik/ http://mgmpips.wordpress.com/2008/04/07/arti-penting-pembelajaran-tematik/ http://re-searchengines.com/rustanti30708.html http://smamda.sch.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=26&temid=9 http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihandan-kelemahannya/ http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=323 Kunandar. 2007.

puisi anak

GUNUNG MELETUS


Hari yang dahulu penuh tawa
Yang dahulu tanah sangat subur
Berbagai jenis tanaman bisa hidup
Dilereng gunung yang aktif
Itulah keuntungan dari gunung meletus

Namun Tuhan sedang memberi kerugian
Bagi kita yang tinggal di sekitar gunung aktif
Tanah yang dulu subur kini menjadi abu
Daun pepohonan menjadi kering
Rumahpun jadi rusak

Hari yang penuh tawa
Menjadi hari penuh tangis
Hati yang gembira menjadi hilang

Intan, SDN 194/VI, Tambang Emas
Nopember 2010

Kamis, 11 November 2010

CERITA DAERAH

SUNGAI JODOH
Cerita daerah dari Batam


Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah. Mak Piah mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. Ular! teriak Mah Bongsu ketakutan ketika melihat seekor ulat mendekat. Ternyata ular itu tidak ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah.

Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi sedikit. Mah Bongsu memungut kulit ular yang terkelupas itu, kemudian dibakarnya. Ajaib, setiap Mah Bongsu membakar kulit ular, timbul asap besar. Jika asap mengarah ke Negeri Singapura, maka tiba-tiba terdapat tumpukan emas berlian dan uang. Jika asapnya mengarah ke negeri Jepang, mengalirlah berbagai alat elektronik buatan Jepang. Dan bila asapnya mengarah ke kota Bandar Lampung, datang berkodi-kodi kain tapis Lampung. Dalam tempo dua, tiga bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya jauh melebihi Mak Piah Majikannya. Kekayaan Mah Bongsu membuat orang bertanya-tanya. Pasti Mah Bongsu memelihara tuyul, kata Mak Piah. Pak Buntal pun menggarisbawahi pernyataan istrinya itu. Bukan memelihara tuyul! Tetapi ia telah mencuri hartaku! Banyak orang menjadi penasaran dan berusaha menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu ternyata tidak mudah. Beberapa dari orang dusun yang penasaran telah menyelidiki berhari-hari namun tidak dapat menemukan rahasianya. Yang penting sekarang ini, kita tidak dirugikan, kata Mak Ungkai kepada tetangganya. Bahkan Mak Ungkai dan para tetangganya mengucapkan terima kasih kepada Mah Bongsu, sebab Mah Bongsu selalu memberi bantuan mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain mereka, Mah Bongsu juga membantu para anak yatim piatu, orang yang sakit dan orang lain yang memang membutuhkan bantuan. Mah Bongsu seorang yang dermawati, sebut mereka.

Mak Piah dan Siti Mayang, anak gadisnya merasa tersaingi. Hampir setiap malam mereka mengintip ke rumah Mah Bongsu. Wah, ada ular sebesar betis? gumam Mak Piah. Dari kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun? gumamnya lagi. Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu, ujar Mak Piah. Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu, pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. Saya takut! Ular melilit dan menggigitku! teriak Siti Mayang ketakutan. Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun, ucap Mak Piah. Sementara itu, luka ular milik Mah Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu semakin menyayangi ularnya. Saat Mah Bongsu menghidangkan makanan dan minuman untuk ularnya, ia tiba-tiba terkejut. Jangan terkejut. Malam ini antarkan aku ke sungai, tempat pertemuan kita dulu, kata ular yang ternyata pandai berbicara seperti manusia. Mah Bongsu mengantar ular itu ke sungai. Sesampainya di sungai, ular mengutarakan isi hatinya. Mah Bongsu, Aku ingin membalas budi yang setimpal dengan yang telah kau berikan padaku, ungkap ular itu. Aku ingin melamarmu untuk menjadi istriku, lanjutnya. Mah Bongsu semakin terkejut, ia tidak bisa menjawab sepatah katapun. Bahkan ia menjadi bingung. Ular segera menanggalkan kulitnya dan seketika itu juga berubah wujud menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Kulit ular sakti itu pun berubah wujud menjadi sebuah gedung yang megah yang terletak di halaman depan pondok Mah bongsu. Selanjutnya tempat itu diberi nama desa Tiban asal dari kata ketiban, yang artinya
kejatuhan keberuntungan atau mendapat kebahagiaan.

Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan tersebut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan ucapan selamat. Dibalik kebahagian Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak dan loba sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya meninggal dipatuk ular berbisa.
Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut Sungai Jodoh.

HIKMAH :
Sikap tamak, serakah akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Sedang sikap menerima apa adanya, mau menghargai orang lain dan rela berkorban demi sesama yang membutuhkan, akan berbuah kebahagiaan.




MALIN KUNDANG
Cerita daerah dari Sumatera Barat



Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi namaMalin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata. Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.






Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama
tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya.

Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

HIKMAH :
Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.

RPP IPA KELAS 2 SD SMT. 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SDN No.194/VI Tambang Emas 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : II/1
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan pertumbuhan hewan, serta berbagai tempat hidup makhluk hidup
Kompetensi Dasar : Mengenal bagian-bagian utama hewan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
Indikator :1. Membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan (kucing, burung, dan ikan) dan kegunaannya dari hasil pengamatan
2.Menggambarkan secara sederhana dan menamai bagian-bagian tubuh hewan
3.Menirukan berbagai suara hewan yang ada di lingkungan sekitar
I.Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat
1. membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan (kucing, burung, dan ikan) dan kegunaannya dari hasil pengamaan;
2. menggambarkan secara sederhana dan menamai bagian-bagian tubuh hewan;
3. menirukan berbagai suara hewan yang ada di lingkungan sekitar;


II.Materi Pembelajaran
Bagian-bagian tubuh hewan

III.Metode Pembelajaran
Informasi, pemberian tugas, demonstrasi, dan kegiatan laboratorium
IV.Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal
1.Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan hewan yang ada di sekitar.
2.Secara acak, siswa ditanya bagian-bagian tubuh hewan yang disebutkannya.

Kegiatan Inti
1.Guru mengevaluasi jawaban siswa dan mengelompokkan jawaban siswa
dalam kelompok hewan.
2.Guru mengevaluasi jawaban siswa dan menyebutkan bagian-bagian utama tubuh hewan yang ada di sekitar.
3.Guru menjelaskan bahwa hewan adalah ciptaan Tuhan.
4.Guru mengajak siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan.


Kegiatan Akhir
1. Guru menyimpulkan dengan cara menyebutkan bagian-bagian utama tubuh hewan yang ada di sekitar.
2. Guru menyimpulkan dengan cara menyebut bagian-bagian utama hewan, yaitu kepala, badan, dan anggota gerak.
3. Guru menyimpulkan dengan cara menyebutkan berbagai suara hewan yang ada di sekitar.

V.Alat dan Sumber Belajar
1. Buku IPA Kelas 2
2. Gambar Hewan dan Tumbuhan


VI.Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes Tertulis
3. Penilaia Performance

Soal Pengayaan
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Jumlah kaki Sapi ada …………
2. Burung dapat terbang dengan ……………….
3. Ikan berenang dengan …………………. dan …………..
4. Ayam makan dengan ………………..
5. Sisik ikan melindungi bagian ………………..
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Bagian tumbuhan yang menyerap air dalam tanah adalah……………
2. Bagian tumbuhan untuk menopang yaitu ………………….
3. Yang dimaksud bakal buah yaitu ………………
4. Bagian tumbuhan yang memasak makanan yaitu ……………….
5. Agar tanaman tumbuh subur diberi …………..

Kunci Jawaban
A. 1. 4 (empat)
2. Sayapnya
3. Sirip dan ekornya
4. Paruh
5. Tubuh
B. 1. Akar
2. Batang
3. Bunga
4. Daun
5. Pupuk

Mengetahui Dilaksanakan, ……………………
Kepala Sekolah Guru Kelas



W A S G I, S.Pd YAMONAH
NIP. NIP.








































Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SDN No. 194/VI Tambang Emas 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : II/1
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan, serta berbagai tempat hidup makhluk hidup
Kompetensi Dasar : Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
Indikator :1.Menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan pengamatan, misalnya menggunakan kaki, perut, sayap (terbang), dan sirip
2.Membuat daftar bagian-bagian utama tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, dan buah atau biji)
3.Menggambarkan bagian-bagian utama tumbuhan secara sederhana

I.Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat
1. menceritakan cara hewan bergerak berdasarkan pengamatan, misalnya menggunakan kaki, perut, sayap (terbang), dan sirip;
2. membuat daftar bagian-bagian utama tumbuhan (akar, batang, daun, bunga,dan buah atau biji) berdasarkan hasil pengamatan;
3. menggambarkan bagian-bagian utama tumbuhan secara sederhana.

II.Materi Pembelajaran
Bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan

III.Metode Pembelajaran
Informasi, pemberian tugas, demonstrasi, dan kegiatan laboratorium
IV.Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal
1.Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar.
2.Secara acak, siswa ditanya bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang disebutkannya.

Kegiatan Inti
1.Guru mengevaluasi jawaban siswa dan mengelompokkan jawaban siswa
dalam kelompok hewan dan tumbuhan.
2.Guru mengevaluasi jawaban siswa dan menyebutkan bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar.
3.Guru menjelaskan bahwa hewan dan tumbuhan adalah ciptaan Tuhan.
4.Guru mengajak siswa agar selalu bersyukur kepada Tuhan.

Kegiatan Akhir
1. Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan berbagai cara hewan di sekitar bergerak.
2. Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan kegunaan bagian-bagian tumbuhan.

V.Alat/Bahan/Sumber Belajar
• Buku Jendela IPA 2 halaman 1–20, terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
• Charta bagian-bagian tubuh hewan
• Charta berbagai suara hewan
• Charta berbagai cara hewan bergerak
• Charta bagian-bagian tubuh tumbuhan
• Alat-alat tulis
VI.Penilaian
• Pengamatan keaktifan dalam menjawab pertanyaan, penilaian sikap, minat,
dan tingkah laku. Contoh lembar pengamatan dapat dilihat pada lembar
lampiran

Soal Pengayaan
Berilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai!
No. Pernyataan Benar Salah
1. Tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan buah......
2. Batang pohon kelapa bercabang......
3. Kebanyakan biji ada di dalam buah......
4. Ikan bergerak dengan sisik......
5. Burung bergerak dengan kaki......




Mengetahui Dilaksanakan, ……………………
Kepala Sekolah Guru Kelas


W A S G I, S.Pd YAMONAH
NIP. NIP.

Sabtu, 09 Oktober 2010

CARA MENANAM TIMUN


CARA MENANAM TIMUN



Timun suri tinggi kadar airnya. Rasanya memberikan cita rasa khas pada minuman koktail yangmenambah kesegaran. Ia terutama kaya kandungan mineral kalium dan provitamin A serta serat makanan. Zat gizi dan nirgizi yang terkandung di dalam buah timun suri dan blewah bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan limpa, dan menurunkan tekanan darah.

Memperbanyak tanaman mentimun dilakukan dengan biji. Benih dapat ditanam langsung di lubang tanam sebanyak 3 benih/lubang.

Cara menanam timun suri:
1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
2.Tanah diolah dengan bajak/cangkul sedalam 30-35 cm sambil membalikkan tanah. Buat lubang tanam dengan tugal dengan jarak tanam 100 cm antar barisan dan 50 dalam barisan.
3.Tanam 2-3 benih mentimun dan tutup dengan tanah tipis, sirami permukaan bedengan. Benih akan tumbuh setelah 3-5 hari.
4. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore
5. Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma yang ada di sekitar.
6. Setelah berusia 1 bulan tutupi dengan alang-alang kering untuk menjaga kelembabannya.
7.  Buah dapat dipanen setelah 2-3 bulan.
8. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
(disarikan dari berbagai sumber)
PUISI
MENANTI SEORANG SAHABAT SEJATI


Saat di pagi hari yang sepi
Aku sendiri tanpa seseorang
Aku hanya duduk dan menanti
Menanti seorang sahabat yang sejati



Dalam sepi ,sendiri tanpanya
Aku terus menanti
Menanti datangnya sahabat sejati
Menanti keajaiban yang ku cari selama ini



Sekian lama aku menunggu
Namun dia tak datang juga
Siapa dia sahabat sejatiku?
Datang lah dan bermain bersamaku



Aku akan terus menunggumu hingga esok pagi
Dan siapakah orang yang ingin menjadi sahabat ku
Tapi aku ingin sahabat yang baik hati
Tidak kikir,pandai, yang bisa buatku bahagia



Datanglah wahai sahabatku
Aku menanti kehadiran mu
Karna kehadiranmu
Sangat berharga bagiku






KARYA: QISTHI INTAN NIZAMI
KELAS:6A SD 194/IV TAMBANG MAS I